Kamis, 24 Januari 2013
A.
Pengertian
Limbah
merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry
maupun domestic (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk
padat dan cair. Kertas
adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Pabrik Kertas
menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah
cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
B.
Bahan
Baku Industri Kertas
Menurut Rini (2002),
kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen
antara lain :
1. Selulosa
Selulosa merupakan komponen yang
paling dikehendaki dalam pembuatan kertas karena bersifat panjang dan kuat.
Menurut Stanley (2001) dalam kayu mengandung sekitar 50 % komponen selulosa.
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa lebih mudah larut
dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
3. Lignin
Lignin berfungsi merekatkan serat –
serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pada proses pulping secara kimia
dan proses pemutihan akan menghilangkan komponen lignin tanpa mengurangi serat
selulosa. Menurut Stanley (2001) komponen lignin dalam kayu adalah sekitar 30
%.
4. Bahan
ekstraktif
Komponen ini meliputi hormon
tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi
kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam limbah industri
kertas. Menurut Stanley (2001), jumlah komponen hemiselulosa dan hidrokarbon
dalam kayu adalah sekitar 20 %.
C.
Karakteristik
limbah pabrik kertas
Warnanya
yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatan terlarut
dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadap
oksidasi biologis
D.
Limbah
Industri Kertas
Pada proses pembuatan kertas terdapat
zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut Rini (2002), limbah proses
pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 4
kelompok yaitu :
Ø
Limbah cair, yang terdiri dari :
·
Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan
pigmen
·
Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula,
alkohol, lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang
menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
·
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna
kertas,
·
Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4
dan klorin,
·
Limbah panas
·
Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Ø
Partikulat yang terdiri dari :
·
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
·
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
Ø
Gas yang terdiri dari :
·
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft
pulping dan
proses pemulihan bahan kimia
·
Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft
recovery furnace dan
lime kiln (tanur kapur)
·
Uap yang mengganggu jarak pandangan
Ø
Limbah padat yang terdiri dari :
·
Sludge dari pengolahan limbah primer dan
sekunder
·
Limbah dari potongan kayu.
E. Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Kertas
Adapun dampak dari limbah industri kertas yaitu pencemaran
lingkungan dan kesehatan manusia, dan
ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :
a.
Membunuh ikan, kerang,
dan invertebrata akuatik lainnya
b.
Memasukkan zat kimia
karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam lingkungan
c.
Menghabiskan jutaan
liter air tawar
d.
Menimbulkan resiko
terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah industri
yang mencemari lingkungan
Menurut Green
(2005), terdapat beberapa senyawa dalam industri pulp dan kertas yang
berpeluang besar bersifat karsinogenik
bagi kesehatan manusia, yaitu :
Ø Asbes
Asbes
dapat menyebabkan kanker paru – paru, digunakan pada penyambungan pipa dan
boiler.
Ø Aditif
kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes, formaldehid dan epichlorohydrin
yang berpeluang menimbulkan kanker pada manusia.
Ø Kromium
heksavalen dan senyawa nikel
Senyawa
ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal sebagai
karsinogenik terhadap paru – paru dan organ pernafasan lain.
Ø Debu
kayu (utamanya kayu keras)
Debu
kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pernafasan.
Ø Hidrazin,
styren, minyak mineral, chlorinated phenols dan dioxin
Senyawa
– senyawa tersebut berpeluang besar menyebabkan kanker.
F.
Pengolahan
Limbah Industri Kertas
Limbah industri terdiri dari limbah
gas, cair dan padat. Menurut Sunu (2001), berbagai cara untuk mencegah
pencemaran udara antara lain :
v
Pencemar berbentuk gas
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya
molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat, yaitu adsorben, seperti
karbon aktif dan silikat.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan
yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan
konsentrasinya.
c. Kondensasi
Kondensasi
merupakan proses perubahan uap air atau benda gas menjadi cair pada suhu udara di bawah
titik embun.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk
menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan menggunakan
proses oksidasi panas yang disebut incineration menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan air.
v Pencemaran
berbentuk partikel
a. Filter
Filter
udara bertujuan menangkap debu atau partikel yang ikut keluar cerobong atau stack
pada permukaan filter agar tidak ikut terlepas ke lingkungan.
b. Filter
basah
Cara
kerja filter basah atau scrubbers/ wet collectors adalah membersihkan
udara kotor dengan menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan udara yang
kotor dari bagian bawah alat.
c. Elektrostatik
Alat
pengendap elektrostatik menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan 25
– 100 KV sehingga terjadi pemberian muatan pada polutan dan akhirnya mengendap.
d. Kolektor
mekanis
Kolektor
mekanis merupakan proses pengendapan polutan partikel berukuran besar secara
gravitasi. Contohnya adalah cyclone separators (pengendap siklon) dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal.
v Program
penghijauan
Program
penghijauan bertujuan untuk menyerap hasil pencemaran udara berupa gas karbon
dioksida (CO2) dan melepas oksigen sehingga mengurangi jumlah polutan di udara.
v Pembersih
udara secara elektronik
Pembersih udara
secara elektronik (electronic air cleaner) dapat berfungsi mengurangi
polutan udara dalam ruangan.
v
Ventilasi udara dan exhaust
fan
Ventilasi udara
dan exhaust fan bertujuan agar kebutuhan oksigen ruangan tercukupi dan
polutan segera keluar dari ruangan sehingga ruangan bebes polutan.
v Pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan
menjadi 3 tahap yaitu :
1. Pengolahan
primer
Pengolahan
primer bertujuan membuang bahan – bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap – tahap untuk memisahkan air
dari limbah padatan dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau
memisahkan bagian – bagian padatan yang mengapung. Pengolahan primer ini dapat menghilangkan
sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian komponen organik. Proses
pengolahan primer limbah cair ini biasanya belum memadai dan masih diperlukan
proses pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan
sekunder
Pengolahan
sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan – bahan padatan secara
biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan sebagian besar
padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :
a. Penyaring
trikle
Penyaring
trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair dialirkan
melalui lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang berkembang pada
batu dan kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan – bahan organik.
b.
Lumpur aktif
Kecepatan
aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur
yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak
dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama
proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa – senyawa yang lebih
sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
3. Pengolahan
tersier
Proses
pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air dan
meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses tersebut tidak dapat
menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan pengolahan tersier.
Pengolahan
limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi,
pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan. Sebelum masuk ke
tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi.
Pada tahap ini digunakan saringan untuk menghilangkan benda – benda besar yang
masuk ke air limbah.
Pengendapan
primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya memerlukan waktu
tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapan dapat digunakan
bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang membutuhkan
oksigen. Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar racun dan
meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang mengganggu
badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan laguna
fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan waktu
tinggal 10 hari.
Apabila
tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, parit oksidasi dan trickling
filter dapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapi membutuhkan
biaya operasional yang tinggi.
Tahap
pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan
fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004). Sedangkan
endapan (sludge) yang biasanya diperoleh dari proses filter press dari
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan
sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur
organik, termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi :
1. Metode
pembakaran
Metode
pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampak lingkungan yang
lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapa metode yang dapat
dilakukan antara lain adalah metode incinerator basah yang mengoksidasi lumpur
organik pada suhu dan tekanan tinggi.
2. Metode
fermentasi metan dan metode pembusukan
Metode
fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehingga dihasilkan
gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasil akhir berupa
kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu biasanya
ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan menyebabkan
pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang lumpur dihilangkan airnya dan
dibakar atau digunakan sebagai bahan bakar (Rini, 2002).
G.
Usaha Penanggulangan Masyarakat terhadap Limbah Industri Kertas
Masyarakat juga turut andil dalam
pengelolaan limbah pabrik kertas. Limbah pabrik kertas
dapat didaur ulang menjadi karton yang memiliki nilai jual tinggi. Karton hasil
pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut dengan kertas gembos. Proses
pembuatannya relative sederhana. Sludge dan kertas pemulung diproses menjadi bubur
kertas. Kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm. Setelah
itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam. Kemudian dihaluskan
dengan rol kalender. Kemudian di pak dengan berat 25 kg. Hal ini tentu saja
terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak terhadap
lingkungan.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
terimakasih.. ini sangat membantu sekali
terimakasih banyak mbak,sangat membantu sekali :) ...
boleh tau nama buku atau kournal yang digunakan? khususnya Rini (2002). thanks
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,oli industri dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
WA=081310849918
Posting Komentar