Senin, 17 Oktober 2011
A. SEJARAH
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
1. Sejarah Kesehatan Masyarakat
(Notoatmodjo, 2003)
Berbicara kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari dua tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia.
Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang
dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau
pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat
mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur
tertentu dengan baik.
Hegeia, seorang asistenya yang juga
istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan
Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah ;
a. Asclepius
melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi
pada seseorang.
b. Higeia
mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui
“hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan
makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila
orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara
alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan
pengobatan/pembedahan.
Dari cerita
dua tokoh di atas, berkembanglah 2 aliran/pendekatan dalam menangani masalah
kesehatan. Kelompok pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah
sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif/pengobatan. Kelompok ini
pada umumnya terdiri terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan
praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan fisik, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan
upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum
terjadi penyakit. Ke dalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan
masyarakat lulusan-lulusan sekolah/institusi kesehatan masyarakat dari berbagai
jenjang.
Dalam
perkembangan selanjutnya, seolah-olah terjadi dikotomi antara kelompok kedua
profesi, yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan
pelayanan pencegahan/preventif (preventive health care). Kedua kelompok
ini dapat dilihat perbedaan pendekatan :
a.
Pendekatan kuratif :
1) Dilakukan
terhadap sasaran secara individual.
2) Cenderung
bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu pasien
datang di Puskesmas/tempat praktek).
3) Melihat dan
menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis manusia/pasien hanya
dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang
terlihat antara aspek satu dengan lainnya.
b. Pendekatan preventif,
1) Sasaran/pasien adalah masyarakat
(bukan perorangan).
2) Menggunakan pendekatan proaktif,
artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun
di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan
tindakan.
3) Melihat
klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik. Terjadiya
penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-psiko-sosial.
2. Pengertian Kesehatan Masyarakat
(Notoatmodjo, 2003)
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public
Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “
untuk :
- Perbaikan sanitasi lingkungan
- Pemberantasan penyakit-penyakit menular
- Pendidikan untuk kebersihan perorangan
- Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
- Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948)
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.
Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa
kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi,
ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial,
dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
3. Ruang Lingkup Kesehatan
Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)
Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat
antara lain, mencakup :
a.
Ilmu biologi
b.
Ilmu kedokteran
c.
Ilmu kimia
d.
Fisika
e.
Ilmu Lingkungan
f.
Sosiologi
g. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada
masyarakat)
h.
Psikologi
i.
Ilmu pendidikan
Oleh
karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara
garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb :
1.
Epidemiologi.
2.
Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3.
Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5.
Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6.
Gizi Masyarakat.
7.
Kesehatan Kerja.
4. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat
(Notoatmodjo, 2003)
Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal,
maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena
itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang
luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif),
meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan
sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan
(fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan
sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai
berikut :
a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak
menular.
b.
Perbaikan sanitasi lingkungan
c.
Perbaikan lingkungan pemukiman
d.
Pemberantasan Vektor
e.
Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
f.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
g.
Pembinaan gizi masyarakat
h.
Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
i.
Pengawasan Obat dan Minuman
j.
Pembinaan Peran Serta Masyarakat
5. Perkembangan Kesehatan Masyarakat
di Indonesia (Notoatmodjo, 2003)
Abad Ke-16
|
Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar
dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal
dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan
upaya-upaya kesehatan masyarakat.
|
Tahun 1807
|
Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan
dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya
penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama,
karena langkanya tenaga pelatih.
|
Tahun 1888
|
Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang
kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya,
dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit
seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
|
Tahun 1925
|
Hydrich, seorang petugas kesehatan
pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan
propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena
tingginya angka kematian dan kesakitan.
|
Tahun 1927
|
STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah
menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947
berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam
menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan
masyarakat Indonesia
|
Tahun 1930
|
Pendaftaran dukun bayi sebagai
penolong dan perawatan persalinan
|
Tahun 1935
|
Dilakukan program pemberantasan
pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
|
Tahun 1951
|
Diperkenalkannya konsep Bandung
(Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal
dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini
kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian
dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat
primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan
Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan
kemudian disebut Puskesmas.
|
Tahun 1952
|
Pelatihan intensif dukun bayi
dilaksanakan
|
Tahun 1956
|
Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek
Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan
kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara
pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
|
Tahun 1967
|
Seminar membahas dan merumuskan
program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri
dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
|
Tahun 1968
|
Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas
adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu,
menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian
kecamatan di kotamadya/kabupaten.
|
Tahun 1969
|
Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A
(dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang
dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah
kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
|
Tahun 1979
|
Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu
tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi
puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas
dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk
perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan
pengembangan kerjasama tim.
|
Tahun 1984
|
Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
|
awal tahun 1990-an
|
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
|
B. PROFIL BAPAK KESEHATAN MASYARAKAT
“WINSLOW”
Edwin
Chadwich seorang pakar sosial (social scientist) sebagai ketua komisi ini
akhirnya melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut :
Masyarakat
hidup di suatu kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan
aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir
terbuka tidak teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dirubung lalat dan
kecoa. Disamping itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja
rata-rata 14 jam per hari, dengan gaji yang dibawah kebutuhan hidup. Sehingga
sebagian masyarakat tidak mampu membeli makanan yang bergizi.
Laporan
Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik yang bagus dan sahih.
Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen
mengeluarkan undang-undang yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan
kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja,
pabrik dan sebagainya. Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh pemerintah
Inggris untuk menangani masalah kesehatan penduduk (masyarakat).
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran.
Mulai
tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya.
Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan
masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai
melakukan kegiatan penerapan ilmu di masyarakat.
Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran / kesehatan.
Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan. Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing kota, seperti Baltimor telah terbentuk pada tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya.
Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran / kesehatan.
Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan. Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing kota, seperti Baltimor telah terbentuk pada tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya.
Pada
tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian
kesehatan masyarakat baik dari universitas maupun dari pemerintah di kota New
York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika
(American Public Health Association).
HAL-HAL
YANG DILAKUKAN BAPAK KESEHATAN MASYARAKAT “WINSLOW”
Dari
pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai
pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan
masyarakat yang disempurnakan oleh WHO ,sebagai berikut.Ilmu Kesehatan
Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
1)mencegah timbulnya
penyakit
2)Memperpanjang umur
3)meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha
2)Memperpanjang umur
3)meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha
kesehatan masyarakat
yang terorganisasi untuk:
v Memperbaiki
kesehatan lingkungan
v Pemberantasan
penyakit penyakit infeksipada masyarakat
v Mendidik
masyarakatdalamprinsip prinsipkesehatan perorangan
v Mengkordinasi
tenaga tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan perawatan dan pengobatan dengan
sebaik-baiknya.
v Mengembangkan
usaha usaha masyarakat agar dapat mencapai tingkat hidup yang setinggi
tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.
Batasan
lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948). Kesehatan masyarakat adalah
ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini mencakup pula
usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
Dari
perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan
sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan
sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
C.
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Banyak definisi tentang Epidemiologi yang diungkapkan para ahli, beberapa diantaranya yaitu :
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Banyak definisi tentang Epidemiologi yang diungkapkan para ahli, beberapa diantaranya yaitu :
a. W.H.
Welch
Epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan
penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah
yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga
penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan
lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih
berkembang.
b. Mausner
dan Kramer
Epidemiologi
merupakan studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan
pada populasi manusia.
c. Last
Epidemiologi
adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac
Mahon dan Pugh
Epidemiologi
adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan
faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi
adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit
dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi
pada kelompok penduduk.
f. W.H.
Frost
Epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit
pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul
Azwar
Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi,
sebagai berikut :
1)
Frekuensi masalah kesehatan
2)
Penyebaran masalah kesehatan
3)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
Di
era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan
epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup
epidemiologi antara lain:
1.
Epidemiologi Penyakit Menular
2.
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3.
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4.
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5.
Epidemiologi Kesehatan Kerja
6.
Epidemiologi Kesehatan Darurat
7.
Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8.
Epidemiologi Perencanaan
9.
Epidemiologi Prilaku
10.
Epidemiologi Genetik
11.
Epidemiologi Gizi
12.
Epidemiologi Remaja
13.
Epidemiologi Demografi
14.
Epidemiologi Klinik
15.
Epidemiologi Kausalitas
16.
Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
2. Promosi
kesehatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu
masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual,
dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat
difasilitasi melalui penggabunngan:
1. menciptakan lingkungan yang
mendukung,
2. mengubah perilaku, dan
3. meningkatkan kesadaran.
Dalam
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan
yang dikenal sebagai Piagam
Ottawa. Dalam
piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap
kesehatan diri mereka sendiri.
3. Kesehatan
reproduksi
4. Biostatistik
/Statistik Kesehatan
Statistik
dipakai dalam masalah-masalah kesehatan, baik dalam rencana, aplikasi,
evaluasi, maupun monitoring. Statistik menjadi penting karena setiap pencatatan
permasalahan kesehatan diperlukan untuk melakukan perbaikan.
Ruang Lingkup statistika kesehatan :
Ruang Lingkup statistika kesehatan :
•
Statistika perikehidupan, berupa kelahiran, kematian, dan perkawinan
•
Mortalitas
•
Fertilitas
•
Morbiditas
•
Pelayanan Kesehatan
•
Demografi
•
Lingkungan
•
Gizi
Guna
statistik kesehatan, antara lain :
a. Mengukur
derajat kesehatan masyarakat
b. Memonitor
kemajuan status kesehatan di suatu daerah
c. Mengevaluasi
program kesehatan
d. Membandingkan
status kesehatan di berbagai daerah
e. Memotivasi
tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan) untuk menyelesaikan
masalah kesehatan
f. Menentukan
prioritas masalah kesehatan
5. Kesehatan
Lingkungan
Untuk
menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu :
Penggunaan
Air Bersih, Rumah Sehat, Keluarga denga
kepemilikan sarana sanitasi dasar dan Tempat Umum dan Pengolahan Makanan ( TUPM
)
6. Administrasi
Kesehatan Masyarakat
Administrasi
kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Secara umum, fungsi adaministrasi
dibedakan atas 4 macam yakni :
a. Perencanaan,
termasuk perencanaan pembiayan
b. Pengorganisasian,
yang didalamnya termasuk penyusunan staff.
c. Pelaksanaan,
yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian
d. Penilaian,
yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun dapat dicapai atau
tidak.
Dalam
pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak pihak,
diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik.
7. Gizi
Masyarakat
Ilmu
gizi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji makanan yang dikaitkan dengan
kesehatan. Adapun ilmu gizi yakni mencakup mulai dari pengadaan,pemilihan,
pengolahan dan penyajian. Gizi masyarakat berurusan dengan gangguan gizi pada
masyrakat dimana masyarkay mempunyai aspekyang luas,sehingga harus ditangani
secara multisektoral.
8. Manajemen
rumah sakit
9. Kesehatan
Kerja
Kesehatan
kerja dalam lingkup kesehatan masyarkat sering dikaitkan dengan keselamatan
kerja.Untuk itu, dikenal dengan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ). K3
merupakan adalah suatu kondisi yang terjadipada seseorang dalam hubungannya
dengan dunia atau tempat dimana ia kerja.Misalnya, terjadi gangguan kerja
akibat suana tempat kerja yang bising, cedera otot tulang,bahaya kebakaran,dsb.
D.
PENGERTIAN
PREVENTIF
Preventif
( pencegahan penyakit ) adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,
pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
E.
PERBEDAAN
PREVENTIF DAN KURATIF
Pertama,
pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,
kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
cenderung jauh.
Sedangkan
pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan)
masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi
masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan
dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara
dokter-pasien.
Kedua,
pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu
pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang,
berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah
kesehatan adalah adanya penyakit.
Sedangkan
kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak
menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat
tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka,
tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada
di masyarakat, dan melakukan tindakan.
Ketiga,
pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,
padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat
antara aspek satu dengan yang lainnya.
Sedangkan
pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan
yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem
biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis
dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial
tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)