Senin, 28 Januari 2013
A. Definisi
Bakteri Clostridium perfringens
Bakteri
adalah suatu kelompok mikroorganisme prokariotik bersel tunggal yang sangat
beragam dan terdapat dimana-mana. Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi
sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel
bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran
sperti kloroplas dan mitokondria.
Clostridium perfringens adalah spesies bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan menyebabkan keracunan makanan. Bakteri
yang memiliki gram positif, umunya tidak selalu diwarnai dengan pewarna gram
positif. Reproduksi umunya dengan pembelahan biner. Bakteri pada kategori ini
memproduksi spora sebagai bentuk dormannya (endorspora). Organism ini umumnya
khemosintetis heterotrof.
Beberapa karakteristik
dari bakteri ini adalah non-motil (tidak bergerak), sebagian besar memiliki
kapsul polisakarida, dan dapat memproduksiasam dari laktosa. C. perfringens dapat ditemukan pada makanan mentah, terutama daging dan ayam karena kontaminasi tanah atau tinja. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 15-55 °C, dengan suhu optimum
antara 43-47 °C. Clostridium perfringens dapat tumbuh pada pH 5-8,3 dan memiliki pH optimum pada kisaran 6-7. Sebagian C. perfringens dapat menghasilkan enterotoksin pada saat terjadi sporulasi dalam usus manusia. Spesies bakteri ini dibagi menjadi 6
tipe berdasarkan
eksotoksin yang dihasilkan, yaitu A, B, C, D, E dan
F. Sebagian besar kasus keracunan makanan karena C. perfringens disebabkan oleh galur tipe A, dan ada pula yang disebabkan
oleh galur tipe C.
B. Gejala-gejala
keracunan makanan oleh bakteri Clostridium
perfringens
Keracunan
makanan ´perfringens´ merupakan istilah yang digunakan untuk keracunan makanan
yang disebabkan oleh C.
perfringens . Penyakit yang
lebih serius, tetapi sangat jarang, juga disebabkan oleh konsumsi makanan yang
terkontaminasi strain Type C. Penyakit yang ditimbulkan strain type C ini
dikenal sebagai enteritis
necroticans atau penyakit pig-bel .
Keracunan
perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare yang mulai
terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan
makanan. Penyakit ini biasanya sembuh dalam waktu 24 jam, namun pada beberapa
individu, gejala ringan dapat berlanjut sampai 1 hingga 2 minggu. Beberapa
kasus kematian dilaporkan akibat terjadi dehidrasi dan komplikasi-komplikasi
lain.
Necrotic enteritis (penyakit pig-bel ) yang disebabkan oleh C. perfringens sering berakibat fatal. Penyakit ini
juga disebabkan karena korban menelan banyak bakteri penyebab penyakit dalam
makanan yang terkontaminasi. Kematian karena necrotic
enteritis ( pig-bel syndrome ) disebabkan oleh infeksi dan kematian
sel-sel usus dansepticemia (infeksi
bakteri di dalam aliran darah) yang diakibatkannya. Penyakit ini sangat jarang
terjadi.
Dosis
infektif – Gejala muncul akibat menelan sejumlah besar (lebih dari 10 8 ) sel
vegetatif. Produksi racun di dalam saluran pencernaan (atau di dalam tabung
reaksi) berhubungan dengan proses pembentukan spora. Penyakit ini merupakan
infeksi pada makanan; hanya satu sajian memungkinkan terjadinya keracunan
(penyakit timbul karena racun yang terbentuk sebelum makanan dikonsumsi)
C. Diagnosis
laboratories oleh bakteri Clostridium perfringens
Gastroenteritis
adalah salah satu penyakit ang disebakan oleh Clostridium
perfringens.Gastroenteritis ini disebabkan karena memakan makanan yang tercemar
oleh toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium
perfringens. Cara penularannya dengan menelan makanan yang terkontaminasi
oleh tanah dan tinja dimana makanan tersebut sebelumnya disimpan dengan cara
yang memungkinkan kuman berkembangbiak. Hampir semua KLB yang terjadi dikaitkan
dengan proses pemasakan makanan dari daging (pemanasan dan pemanasan kembali)
yang kurang benar, misalnya kaldu daging, daging cincang, saus yang dibuat dari
daging sapi, kalkun dan ayam. Spora dapat bertahan hidup pada suhu memasak
normal. Spora dapat tumbuh dan berkembang biak pada saat proses pendinginan, atau
pada saat penyimpanan makanan pada suhu kamar dan atau pada saat pemanasan yang
tidak sempurna. KLB biasanya dapat dilacak berkaitan dengan usaha katering,
restoran, kafetaria dan sekolah-sekolah yang tidak mempunyai fasilitas
pendingin yang memadai untuk pelayanan berskala besar. Diperlukan adanya
Kontaminasi bakteri yang cukup berat yaitu lebih dari 105 organisme per gram
makanan) untuk dapat menimbulkan gejala klinis.
D. Pencegahan
keracunan makanan oleh bakteri Clostridium
perfringens
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
melakukan tindakan pencegahan penyebaran bakteri Clostridium perfringens adalah dengan cara-cara sebagai berikut:
v Pendidikan
tentang dasar-dasar kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam sanitasi
makanan
v Jangan
biarkan makanan berada pada suhu kamar yang memungkinka mikroorganisme yang
mengkontaminasi berkembang biak
v Lakukan
pemasakan dengan sempurna sebelum dihidangkan agar dapat tercegah dari infeksi
dan keracunan
E. Pengobatan
keracunan makanan oleh bakteri Clostridium
perfringens
Pengobatan
penyakit ini dapat dilakukan dengan, penderita diberi cairan dan dianjurkan
untuk istirahat. Pada kasus yang berat, diberikan penicillin. Jika penyakit ini
sudah merusak bagian dari usus halus, mungkin perlu diangkat melalui pembedahan.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar